Wednesday, January 28, 2015

Soal-Soal Pengantar Ilmu Ekonomi Fakultas Hukum - Semester 1


1.       Apakah yang dimaksud dengan GDP?
Nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu.

2.       Jelaskan perbedaan GDP Nominal dan GDP Riil beserta contohnya!
GDP nominal merupakan GDP yang mengukur nilai output yang dihasilkan berdasarkan harga-harga yang berlaku pada waktu output tersebut diproduksi. Sedangkan, GDP riil merupakan GDP yang mengukur nilai output yang dihasilkan pada suatu waktu dengan berdasarkan pada harga-harga tahun dasar tertentu (harga konstan).

GDP dihitung dengan mengalikan total output nasional suatu negara dengan harga output. Misalnya sebuah negara hanya menghasilkan tiga jenis output pada tahun 2000:
A = 1000 unit
B = 2000 unit
C = 3000 unit
Jika harga A, B, dan C masing adalah $100, $200, dan $150, maka GDP negara tersebut adalah sebesar :
A = 1000 unit x $100 = $100.000
B = 2000 unit x $200 = $400.000
C = 3000 unit x $100 = $300.000 +
Total GDP                       $800.000

GDP Nominal
GDP nominal dihitung dengan mengalikan jumlah output dengan harga pasar output (atau GDP nominal = P x Q). Misalkan pada tahun 2001 output negara tidak berubah, namun terjadi inflasi sebesar 10% sehingga harga produk A, B, dan C masing-masing naik sebesar 10%. Maka perhitungan GDP secara nominal untuk tahun 2001 adalah sebagai berikut:
A = 1000 unit x $110 = $110.000
B = 2000 unit x $220 = $440.000
C = 3000 unit x $110 = $330.000 +
Total GDP                       $880.000

Melalui perhitungan GDP nominal, perbandingan antara tahun 2000 dan 2001 menunjukkan adanya pertumbuhan GDP sebesar 10%. Namun perlu diperhatikan bahwa output tidak berubah (yaitu unit output tetap sama dengan tahun sebelumnya). Pertumbuhan GDP sebesar 10% terjadi karena ada inflasi (kenaikan harga), bukan karena ada peningkatan jumlah output. Oleh karena itu, perhitungan GDP secara nominal dapat menimbulkan kesalahan dalam menentukan pertumbuhan ekonomi (GDP) suatu negara.

GDP Riil
GDP riil menghitung GDP dengan mengalikan jumlah output dengan harga yang konstan, artinya tidak menggunakan harga pasar yang berlaku pada tahun tersebut. Harga konstan ini dapat ditentukan dengan menggunakan satu tahun dasar yang mana harganya dijadikan acuan. Pada contoh ini, diasumsikan harga adalah berdasarkan tahun dasar 2000. Maka selanjutnya kita perlu menghitung deflator harga untuk 2001, yaitu:
Deflator harga 2001 = GDP nominal / GDP riil (Q)
= 880.000 / 800.000
= 1,1

Setelah diketahui deflator harga tahun 2001, maka GDP riil dapat diketahui sebagai berikut:
GDP riil 2001 = GDP nominal 2001 / Deflator harga 2001
= $880.000 / 1,1
= $800.000

Sehingga diketahui bahwa GDP riil pada tahun 2001 ternyata sama dengan GDP tahun sebelumnya, artinya tidak ada pertumbuhan output. Negara-negara umumnya mengacu pada GDP riil ketika mereka menghitung dan mempublikasikan angka GDP-nya.

3.       Jelaskan metode perhitungan Pendapatan Nasional!
a.       PENDEKATAN PENDAPATAN
Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Kemampuan entrepreneur ialah kemampuan dan keberanian mengombinasikan tenaga kerja, barang modal, dan uang untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/aset finansial adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).

Y = R + W + I + P
Ket :
Y = pendapatan nasional
R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba

b.      PENDEKATAN PENGELUARAN
Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis agregat dalam suatu perekonomian: Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption), Konsumsi Pemerintah (Government Consumption), Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure) dan Ekspor Neto (Net Export).
Y = C + I + G + (X - M)
Ket :
Y = Pendapatan Nasional
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
c.       PENDEKATAN PRODUKSI
Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara penghitungan dalam praktik adalah dengan membagi-bagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi (industrial origin). Jumlah output masing-masing sektor merupakan jumlah output seluruh perekonomian. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari output sektor lain. Atau bisa juga merupakan input bagi sektor ekonomi yang lain lagi. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi penghitungan ganda (double counting) atau bahkan multiple counting. Akibatnya angka PDB bisa menggelembung beberapa kali lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka dalam perhitungan PDB dengan metode produksi, yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) masing-masing sektor.

Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +.....(PXQ)n
Ket:
Y = Pendapatan Nasional
P = harga
Q = kuantitas

4.       Nilai suatu uang dapat dibedakan menjadi nilai intrinsik dan ekstrinsik. Jelaskan!
Nilai intrinsik adalah nilai bahan untuk membuat mata uang, baik mata uang yang terbuat dari logam maupun kertas. Contohnya, berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk membuat mata uang. Sedangkan, Nilai ekstrinsik (nominal), yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau lima ratus rupiah (Rp. 500,00).

5.       Apa yang dimaksud dengan jumlah uang yang beredar dan bagaimana Kebijakan Moneter dalam mengatasi inflasi yang berkaitan dengan jumlah uang yang beredar?
Uang beredar adalah uang yang berada di tangan masyarakat. Uang beredar dalam arti sempit (narrow money) adalah bentuk aset keuangan yang paling likuid, artinya uang ini langsung dapat menjalankan semua fungsinya sebagai uang. Uang beredar dalam arti luas adalah pengertian uang yang memasukkan semua aset keuangan yang memenuhi fungsinya sebagai uang.

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a.       Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy): suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy).
b.      Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy): suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain:
a.       Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation): cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities).
b.      Fasilitas Diskonto (Discount Rate): pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum.
c.       Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio): mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
d.      Imbauan Moral (Moral Persuasion): kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi.

1 comment:

  1. Keren yah anak hukum belajar ekonomi juga. Btw, folback yah.

    ReplyDelete